Mbah surip

Posted on 17.13 by Froehan

Kaget dan tidak menyangka, Mbah Surip meninggal dunia. Puncak karir yang dirasakannya seperti sekejap mata, mungkin baru beberapa bulan lalu kita mengenal sosok Mbah Surip melalui lagu berjudul Tak Gendong yang sering diputar di stasiun televisi di Indonesia. Lagu berirama reggae ini mampu menembus pasar musik indonesia yang saat ini sedang ramai bermunculan band-band dan penyanyi baru.


Mbah surip adalah seorang seniman dengan ciri khas rambut gimbalnya (ciri khas penyanyi genre reggae juga) dan ketawanya yang khas. Salam khasnya yang terkenal adalah “I LOVE YOU FULL“, mengingatkan kita akan salam Michael Jakson. Mbah surip juga dikenal sebagai pribadi yang sederhana, hal ini dapat dilihat dari cara berdandan dan instrument gitar tua miliknya.


Tapi siapa sebenarnya Mbah surip, mengapa baru di usia tua-nya Beliau bisa menelurkan sebuah karya besar yang akan diingat oleh pecintanya.


Beliau dilahirkan di Mojokerto, Jawa Timur, pada tanggal 5 Mei 1949, yaitu sekitar 59 tahun yang lalu. Nama Aslinya adalah Urip Ariyanto. Beliau juga seorang bergelar insinyur yang berhasil diraih ketika kuliah di Universitas Sunan Giri, Surabaya (Sarjana Kimia). Selain insinyur ia juga memiliki gelar MBA.


Sebagai seorang yang terpelajar, Mbah surip pernah mencoba beberapa pekerjaan teknik seperti pengeboran minyak, bidang kelistrikan, bangunan dan borongan. Pengeboran minyak dilakoni selama 10 tahun. Pekerjaan ini mengantarkan beliau ke luar negeri. Beliau pernah bekerja di Indonesia, Kanada, Texas, Yordania, dan California.


Mengenai nama Mbah Surip, beliau pernah berkata :


“Nah, itu, saya bingung lagi. Wong, saya bisa juga cari ketela, ubi, buat bayar sekolah. Sayur basi saya kumpulkan untuk biaya sekolah. Saya senang sekolah. Ada S-1, MBA, akhirnya ya jadi mbah. Saya punya ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs, sama insinyur dan MBA. Termasuk, saya mempelajari geologi,”


Mbah Surip sebagai seniman


Sebagai seorang yang nyentrik dan kadang dipandang sebelah mata, ternyata Mbah Surip memiliki jiwa seni yang mulai dihargai ketika beliau berusia tua. Bahkan Royalti atas nada dering lagu Tak gendong saja dikabarkan sudah mencapai angka milyaran rupiah. Sebuah fenomena yang luar biasa dari sebuah kesederhanaan.


Kesuksesaan yang dicapainya saat ini bukanlah sesuatu yang instan, ini merupakan kristalisasi keringat selama 20 tahun menjalani profesi sebagai pengamen jalanan. Bahkan Tukul sendiri sudah mengenal sosok Mbah Surip sejak tahun 80-an. Menurut Tukul, yang paling diingat dari sosok Mbah Surip adalah kopi. Kopi sepertinya tidak pernah terpisahkan dari Mbah Surip.


Sebagai seorang pengamen di jalanan Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, Beliau rela untuk tidur beralasan koran di emperan toko. Sebagai pengamen yang unik, bahkan beliau sudah mampu menerbitkan beberapa album, seperti ‘Ijo Royo-royo’, ‘Indonesia’, ‘Barang Baru’ dan ‘Reformasi’. Walaupun baru sebatas dijajakan di warung dan wc sekitar terminal blok M.


Akhirnya tahun 2008, Falcon Record mengontrak Mbah Surip dan dalam proses pemilihan lagu, Falcon pun merilis single ‘Tak Gendong’ pada April 2009. Walaupun sebenarnya Lagu Tak Gendong sudah diciptakan pada tahun 1983 saat Beliau bekerja di Amerika Serikat. Inti lagu ini berisi pembelajaran, yaitu, payur tempat manusia belajar salah menjadi benar. Hal menarik dari Mbah Surip, walaupun Beliau suka berdandan ala penyanyi reggea ternyata beliau bukanlah penggemar tokoh reggae Bob Marley.


Salam khas nya I love you full, ditujukan untuk mencintai semua makhluk. Mbah surip adalah orang yang suka belajar, ia juga menyukai filsafat, hingga tak jarang kata-katanya mengandung filosofi yang sangat dalam.


“Maksudnya i love you full, cintaku adalah segalanya. Itu adalah jargon Mbah. Jadi, cintaku untuk semua manusia, tumbuh-tumbuhan, dan Tuhan. Untuk semua,”


Terima Kasih Mbah Surip yang telah meninggalkan pelajaran hidup tentang semangat dan tawamu kepada Kami.

No Response to "Mbah surip"

Leave A Reply